Sekilas Mengenai SAK ETAP untuk UKM
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) adalah ketetapan yang dihasilkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan diterbitkan pada 17 Juli 2009 yang mulai berlaku secara efektif sejak 1 Januari 2011. Standar tersebut dibuat untuk pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ingin menggunakan prinsip-prinsip laporan keuangan untuk menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, laporan arus kas, dan sebagainya.
SAK ETAP ini disusun tanpa harus mempertimbangkan akuntabilitas publik. Artinya, laporan keuangan tersebut tidak diterbitkan untuk tujuan umum bagi pengguna di luar usaha/perusahaan/eksternal. Oleh karena itu, para pelaku UKM bisa membatasi diri dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Lalu, apa saja yang menjadi bagian atau keseluruhan dari proses pelaporan keuangan untuk UKM ini? Jawabannya mencakup lima hal yang sudah terangkum di bawah ini.
Jenis-Jenis Laporan Keuangan Menurut SAK ETAP

Dalam SAK ETAP Tahun 2009 yang ditetapkan IAI, laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan serta laporan keuangan lengkap yang meliputi:
1. Neraca
Pada prinsipnya, neraca keuangan ditujukan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan atau usaha pada periode tertentu. Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan yang dibuat setahun sekali. Neraca sangat diperlukan untuk mengetahui nilai perusahaan setelah menjalankan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan keuangan. Intinya, nilai suatu perusahaan bisa saja bertambah atau berkurang setelah adanya berbagai macam transaksi.
Neraca memiliki beberapa unsur yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga:harta, kewajiban, dan modal. Harta merupakan seluruh kekayaan yang dimiliki UKM, terdiri dari harta lancar, harta tetap, serta harta tidak berwujud, seperti merek dagang, hak paten, dan lain sebagainya. Sementara kewajiban bisa meliputi utang lancar dan utang jangka panjang. Modal merupakan selisih keduanya yaitu harta setelah dikurangi dengan utang.
2. Laporan Laba Rugi
Sesuai dengan istilahnya, laporan laba/rugi memuat laporan tentang selisih pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya atau beban. Laporan laba/rugi dapat digunakan untuk mengambil kebijakan atau sebagai dasar ukuran seperti untuk mengukur tingkat pengembalian investasi atau laba per saham.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas dalam ilmu akuntansi dapat diartikan sebagai modal atau kekayaan entitas. Entitas di sini bisa perusahaan, UKM, dan lain sebagainya. Ekuitas didapat dari selisih jumlah aktiva (aset) setelah dikurangi dengan pasiva (kewajiban). Laporan perubahan ekuitas berarti laporan yang memuat tentang segala perubahan atas ekuitas untuk suatu periode.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas memuat segala informasi yang berhubungan dengan kas masuk dan keluar dalam periode yang ditetapkan. Karena itu berhubungan dengan waktu pencatatan, laporan arus kas juga berlaku sebagai syarat dengan informasti perubahan historis atas kas.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Buku catatan atas laporan keuangan diperlukan sebagai wadah mencatat informasi tambahan atas laporan keuangan. Penjelasan dalam catatan tersebut bisa bersifat naratif atau rincian jumlah serta informasi lainnya.
Setelah mengetahui beberapa ilmu di atas, langkah berikutnya untuk membuat laporan keuangan sederhana untuk UKM sangat mudah. Cukup membuat laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laba rugi, dan arus kas. Uraian di bawah ini akan membantu Anda yang ingin segera membuat laporan keuangan sederhana.
Ilustrasi Sederhana Laporan Keuangan untuk UKM

Untuk membuat laporan keuangan, seperti yang sudah diuraikan di awal paragraf, Anda harus mempersiapkan beberapa buku catatan transaksi keuangan, di antaranya:
- Buku Kas
- Buku Persediaan Barang
- Buku Pembelian Barang
- Buku Penjualan
- Buku Biaya
- Buku Piutang
- Buku Utang
Siapkan tujuh buku dengan kegunaannya masing-masing untuk mencatat tujuh poin di atas. Karena pada prinsipnya untuk satu transaksi, Anda akan melibatkan minimal dua buku, seperti saat mencatat pengeluaran biaya maka Anda akan mencatat di buku kas dan buku biaya. Begitu juga saat ada transaksi penjualan atau pembelian, Anda akan melibatkan beberapa buku untuk mencatat transaksi tersebut.
Untuk lebih jelasnya, transaksi penjualan dan pembelian dapat dilihat pada tabel berikut ini.
1. Transaksi Penjualan
BUKU YANG DILIBATKAN SAAT TRANSAKSI PENJUALAN | |
Penjualan Tunai | Penjualan Kredit |
1. Buku Penjualan 2. Buku Kas 3. Buku Persediaan Barang |
1. Buku Penjualan
2. Buku Piutang
3. Buku Persediaan Barang
|
2. Transaksi Pembelian
BUKU YANG DILIBATKAN SAAT TRANSAKSI PEMBELIAN
| |
Pembelian Secara Tunai
|
Pembelian Kredit
|
1. Buku Pembelian 2. Buku Kas 3. Buku Persediaan Barang | 1. Buku Pembelian 2. Buku Utang 3. Buku Persediaan Barang |
Setelah memahami gambaran di atas, yang harus Anda lakukan pertama kali adalah menghitung jumlah modal dan utang. Ini diperlukan untuk membuat neraca awal. Hitung jumlah modal dan utang secara sederhana seperti contoh berikut ini.
- Uang tunai Anda sekarang misalnya Rp6.000.000
- Persediaan barang Rp30.000.000
- Utang total sejumlah Rp10.000.000
- Modal sebesar Rp26.000.000
Setelah itu, Anda baru bisa membuat neraca awal. Dari angka di atas, Anda dapat membuatnya seperti berikut.
Aktiva | Saldo | Pasiva | Saldo |
Kas |
6.000.000
| Utang | 10.000.000 |
Persediaan Barang | 30.000.000 | Modal | 26.000.000 |
Saldo Keseluruhan | 36.000.000 | Saldo Keseluruhan | 36.000.000 |
Dengan begitu, Anda mengetahui bahwa kondisi neraca awal UKM Anda berada pada titik seimbang di angka Rp36.000.000. Lalu Anda isi atau buat buku kas, buku penjualan, buku biaya, dan lain-lain seperti yang telah disebutkan pada tujuh jenis buku di atas. Untuk menyusun tiap-tiap buku laporan, Anda hanya perlu membuat kerangka atau tabel seperti berikut ini.
JUDUL (misalnya, Buku Kas)
Tgl. | Keterangan | Debet | Kredit | Saldo |
Langsung pada contoh kasus, misalnya Anda adalah pemilik UKM “Mitra X” yang berkonsentrasi pada usaha dagang kebutuhan pokok. Pada tanggal 6 Januari 2010, Anda melakukan transaksi penjualan dengan seorang pelanggan bernama Tn. Yth dan Anda berhasil menjual 1 ton beras, 1 ton gula pasir, dan 100 botol kecap dengan harga keseluruhan Rp17.000.000. Satu hari kemudian Anda membayar tagihan telepon dan rekening listrik sebesar Rp450.000. Dengan transaksi tersebut, buku yang akan dipengaruhi, antara lain:
- Buku Kas
- Buku Penjualan
- Buku Persediaan
- Buku Biaya
Jika ditulis dalam bentuk laporan, akan tergambar seperti berikut.
1. Buku Kas
Tgl.
|
Keterangan
| Debet | Kredit | Saldo |
5/1/2010 6/1/2010 | Saldo Kas Awal Penjualan Tunai | 6.000.000 17.000.000 | 6.000.000 23.000.000 |
2. Buku Penjualan
Tgl. | Keterangan | Jumlah |
6/1/2010 | Penjualan Tunai | 17.000.000 |
3. Buku Persediaan
Tgl. | Nama Barang | Satuan | Dibeli | Dijual |
6/1/2010 | Beras Gula Kecap | Kg Kg Botol | 1000 1000 100 |
Setelah satu hari kemudian, Anda mengeluarkan biaya untuk membayar tagihan telepon dan rekening listrik sebesar Rp450.000. Buku yang dipengaruhi adalah sebagai berikut.
1. Buku Kas
Tgl. | Keterangan | Debet | Kredit | Saldo |
5/1/2010 6/1/2010 7/1/2010 7/1/2010 | Saldo Kas Awal Penjualan Tunai Bayar Telepon Bayar Listrik | 6.000.000 17.000.000 | 200.000 250.000 | 6.000.000 23.000.000 22.800.000 22.550.000 |
2. Buku Biaya
Tgl. | Keterangan | Jumlah |
7/1/2010 7/1/2010 | Bayar Telepon Bayar Listrik | 200.000 250.000 |
Dari semua laporan tersebut, jika Anda ingin menghitung pendapatan, caranya sangat mudah sekali yaitu dengan menggunakan rumus berikut ini.
- Harga Pokok = Saldo Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir
- Laba Kotor = Penjualan – Harga pokok pembelian
- Laba Bersih = Laba Kotor – Biaya
Cermati Kemudian Lakukan
Dengan mengetahui prinsip dasar laporan keuangan sederhana untuk UKM seperti uraian di atas, setidaknya Anda akan mendapatkan gambaran lebih mudah dan jelas posisi keuangan usaha Anda. Selain itu, Anda juga mengetahui bagaimana harus menjalankan bisnis Anda dalam menghadapi persaingan ke depannya.
PILIHAN GANDA:
1.Penyediaan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, laporan arus kas merupakan...
a. Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
a. Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
b. Prinsip-prinsip akuntansi
c. Laporan neraca
d. Buku besar usaha
e. Laporan realisasi
2.Untuk mendapatkan laba bersih maka biaya yang harus di sesuaikan adalah...
a. Penjualan di kurang harga pokok pembelian
b. Laba kotor dikurang penjualan
c. Harga pokok pembelian dikurang laba kotor
d. Laba kotor dikurang biaya
e. Biaya dikurang harga pokok pembelian
3.salah satu fungsi dari laporan keuangan sangat berguna dalam suati usaha yang di jalankan...
a. Mengetahui kinerja pegawai
b. Mengetahui partisipasi karyawan
c. Pengambilan keputusan dalam penjualan
d. Mengetahui pendapatan dari perusahaan
e. Semua salah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar